Minggu, 13 November 2011

New 7 Wonders Foundation: Pragmatisme Idol Dunia


Di tengah hingar bingarnya dukungan terhadap Pulau Komodo Indonesia sebagai tujuh keajaibana dunia yang baru justru mencuat kecurigaan terhadap lembaga yang melakukan pemilihan ini. Siapa lagi kalau bukan New 7 Wonders Foundation. Beberapa pihak termasuk Duta Besar Indonesia untuk Swiss meragukan netralitas dan kredibelitas lembaga tersebut sehingga Indonesia berkemungkinan kecil untuk lolos. Ada juga beberapa pihak yang menyayangkan Indonesia mengikuti pemilihan ini, tapi nasi sudah menjadi bubur, Indonesia sudah terlanjur mendaftarkan diri.
Maka kemudian, sah-sah saja banyak pihak yang meragukan kredibilitas lembaga penyelenggara tersebut lantaran New 7 Wonders Foundation bukan lembaga resmi dunia yang berhak menentukan mana-mana saja yang masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia yang baru seperti UNESCO. Kita bisa menelusuri sebenarnya siapakah penggagas New 7 Wonders Foundation dan untuk motif apakah lembaga tersebut didirikan. Sebab kejanggalan-kejanggalan atas pemilihan tujuh keajaiban dunia yang baru bukan hanya kali ini terjadi. Sebelumnya pada tahun 2007 dirilis tujuh keajaiban dunia yang baru yang justru banyak bangunan-bangunan modern yang terpilih ketimbang bangunan-bangunan kuno yang menyejarah dan memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi.
‘Biang kerok’ dari semua ini adalah Bernand Weber, seorang jutawan, petualang, pilot, kurator museum yang mempunyai keahlian dalam bidang hukum sekaligus pernah menjadi sutradara–di antaranya Hotel Locarno  tahun 1978–dia lah yang disebut-sebut bertanggungjawab atas semua kontroversi ini. Sebagaimana diungkapkan Ruslan dan Nurhayati (2007) bahwa Weber mulai mengkampanyekan idenya dengan mendirikan dua yayasan, New Open World dan New 7 Wonders. Tidak cukup mendanai segala kegiatannya, Weber juga menggandeng sponsor dan menggelar acara pencarian dana. Salah satunya dengan mengorganisasi paket wisata ke tempat-tempat yang dinominasikan, membuat acara di sana, termasuk menerbangkan ratusan balon udara. Tidak hanya itu, bahkan Weber juga menggandengn stasiun televise dan mengajak tokoh-tokoh dunia untuk menjadi juru promosi, salah satunya Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang pernah diajaknya untuk berkampanye.
Bahkan sejak tahun 2001, Weber dengan timnya yang beranggotakan sejumlah arsitek kelas dunia dan mantan pemimpin UNESCO, Prof. Frederico Mayor Zaragoza, segera mengumpulkan data bangunan-bangunan kuno dan modern untuk dinominasikan menjadi tujuh keajabiban dunia yang baru dan hasilnya terpilihlah 77 kandidat unggulan. Kemudian panel juri yang terdiri dari orang-orang internal New 7 Wonders Foundation menetapkan 21 kandidat yang kemudian dilemparkan ke ‘pasar’, kepada masyarakat dunia untuk memilihnya. Dan naasnya, pada pemilihan tahun 2007, Piramida Giza di Mesir yang sudah eksis dari 2000 tahun lalu yang memiliki sejarah yang panjang tidak terpilih dan digeser dengan Patung Kristus Sang Penebus (Christ Redeemer) dari Brasil yang jelas-jelas bangunan baru yang didirikan manusia.
Maka kemudian sangat jelas bahwa pemilihan tujuh keajaiaban dunia baru hanyalah menggunakan cara-cara “idol” dengan menggandalkan polling, maka mana yang terkenal dan banyak dikunjungi orang akan di di-SMS, bukan penilaian dari segi sejarah atau arsitekturnya dan kontribusinya untuk peradaban umat manusia. Dan ternyata, UNESCO yang memiliki wewenang atas penyelamatan dan penentuan aset budaya dunia, dalam hal ini juga tidak mendukung acara tersebut. “Daftar tujuh keajaiaban dunia yang baru hanya inisiatif pribadi yang tidak bisa berkontribusi secara signifikan dalam perlindungan situs yang dipilih”, demikian apa yang pernah dinyatakan oleh UNESCO. 
Maka tidak salah kemudian, sebagian orang akan merasa asing dengan tujuh keajaiaban dunia yang baru nantinya, seperti apa yang dialami banyak orang pada tahun 2007 lalu. Dan berharap, semoga saja Pulau Komodo Indonesia terpilih bukan hanya karena banjiran SMS dan polling tapi karena benar-benar Pulau Komodo Indonesia menjadi aset yang dicintai, membumi, memasyarakat, mendunia, dan memberikan kontribusi untuk peradaban umat manusia tentunya.


ridwanarifin89@ymail.com
Komunitas Ilalang Indonesia
Inspiring Society

0 komentar:

Posting Komentar